Kegiatan P5 mengajarkan demokrasi pada siswa SMPN 13 yang unik
Surakarta _ Sekitar 720 siswa SMPN 13 Solo mengikuti proyek penguatan profil siswa Pancasila (P5) di sekolah setempat pada Selasa (24/9/2024). Dalam kunjungi kegiatan P5 tersebut, mahasiswa mendapat pendidikan demokrasi melalui pemilihan Ketua Dewan Mahasiswa (Pilkaos) pada Selasa (14/09/24).
Sementara itu, Kepala SMPN 13 Solo Suparyanti menjelaskan, kegiatan kerja P5 dipusatkan pada Plkoas sebagai wujud pendidikan dan momen Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 sepertinya tepat untuk mengenalkan proses pemilihan kepala daerah baru. pemimpin. , yang menarik. penuh dengan pakaian adat jawa.
“Ngomong-ngomong, judul karya hari ini lebih fokus pada Suara Demokrasi, tepatnya di Pilkaos. Tujuannya agar anak-anak paham bahwa kegiatan pemilu itu minimal seperti Pilkaos,” ujarnya. Dan disampaikan pula, ketika mahasiswa mengikuti proses Pilkao, maka calon mahasiswa juga akan sadar untuk bertanggung jawab menggunakan hak pilihnya agar transisi kepemimpinan berjalan baik.
Tujuan kedua dari kegiatan P 5 ini adalah agar anak-anak mempunyai rasa tanggung jawab dalam menentukan ketuanya, jika dalam hal ini masih berkaitan dengan kegiatan OSIS SMPN 13 Solo lebih luas lagi.
Sementara itu, setiap mata kuliah mempunyai tema yang berbeda-beda. Tema Kelas VII adalah Bhinneka Tunggal Ika, Kelas VIII Suara Demokrasi dan Kelas IX Membangun Jiwa dan Raga.
“Kami memasukkan ini sebagai kursus satu minggu, yang dibuat oleh tim, kami ingin siswa mengetahui teorinya sebelum mempraktikkannya melalui gelar berbasis kerja. “Jadi ada persamaan antara praktik dan teori,” ujarnya kemudian.
Pakaian adat Indonesia ditampilkan dalam karya ini. Drama musikal Roro Jonggrang juga dibawakan oleh para pelajar. Katanya, hal itu sebagai cara melihat keberagaman yang ada di Indonesia. Nilai keberagaman hadir dalam segala aktivitas. “Agar anak-anak paham bahwa Indonesia sangat luas dan sangat kaya akan budaya dan adat istiadatnya,” ujarnya.
Ia berharap melalui kegiatan profesi ini dapat membentuk karakter anak. Dengan membangun karakter yang baik pada anak diharapkan mampu mencegah tindakan-tindakan negatif seperti perundungan, kekerasan seksual dan lain-lain.
Insya Allah hal ini bisa dihilangkan karena saya berharap akan muncul rasa saling pengertian, saling menghargai dan hal-hal negatif bisa dihindari, ujarnya.
Di sisi lain, Wakil Direktur Program SMPN 13 Solo Amin Wahyu Setyadi mengatakan P5 merupakan bagian dari pembelajaran ekstrakurikuler. Ia menyebutkan, penerapan P5 akan dilakukan sebanyak tiga kali yakni pada September, November, dan Maret (2025).
“Proyeksinya masing-masing tingkat ada tiga proyek. Sedangkan yang terjadi adalah yang pertama,” harapnya.
Dengan demikian, P5 mengajarkan nilai-nilai seperti keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, keberagaman global, gotong royong, kemandirian, penalaran kritis, dan kreativitas. “Harapannya nilai-nilai tersebut hadir dalam diri siswa,” kata (Din).